Belajar dari Malaysia, Sang Penggemar Indonesia.
Page 1 of 1
Belajar dari Malaysia, Sang Penggemar Indonesia.
Saya ingat pernah mendengar sebuah pameo yang mengatakan, untuk menjadi polisi yang handal, belajarlah dari rajanya penjahat.
Kembali lagi ke issue-issue yang masih hangat, dan kembali ke judul yang saya tulis. Mari sejenak kita berbesar hati untuk sebentar saja, mengakui "kepandaian" Malaysia.
Mari kita menyimak data berikut:
Data DEVISA Malaysia dari sumber pelancongan (artinya pariwisata, garing banget ya)
Malaysia mendapatkan pemasukan negara dari pariwisatanya selama 4-5 tahun terakhir sebagai berikut:
- Tahun 2006, jumlah wisatawan: 17,4 Juta turis, dengan pemasukan RM 36,2 Milyar atau setara Rp. 104 Triliyun
- Tahun 2007, jumlah wisatawan: 20,9 Juta turis, dengan pemasukan RM 46 Milyar atau setara Rp. 128 Triliyun
- Tahun 2008: jumlah wisatawan: 22 Juta turis, dengan pemasukan RM 49,4 Milyar atau setara Rp. 142 Triliyun
- Tahun 2009: jumlah wisatawan: 22 Juta turis, dengan pemasukan RM 55 Milyar atau setara Rp. 158 Triliyun
sedangkan Indonesia???
- Tahun 2007, jumlah wisatawan: 5,5 Juta turis, dengan pemasukan Rp. 53 Triliyun
- Tahun 2008: jumlah wisatawan: < 6 Juta turis, dengan pemasukan Rp. 78 Triliyun
- Tahun 2009: jumlah wisatawan: 6,4 Juta turis, dengan pemasukan Rp. 65Triliyun
- Tahun 2010: jumlah wisatawan: 7 Juta turis, dengan pemasukan Rp. 63 Triliyun
Bagaimana Malaysia bisa meraup jumlah wisatawan mancanegara dan mendulang devisa sedemikian fantastis?
Kementerian Pelancongan Malaysia mengembangkan program MICE (Meeting, Incentive, Convention & Exhibition).
Mempunyai kantor perwakilan di 44 Negara yang secara terus menerus melakukan promosi dan kampanye. Pameran-pameran wisata dan budaya, sertagiat menayangkan iklan-iklan wisata yang sedemikian menarik ke TV-TV favorit, seperti Discovery Channel, NG,dll.
sedangkan Indonesia?
hehehe.... malu ah....
Yang hebatnya lagi....
Negara Malaysia hanya mempunyai luas wilayah seluas 329.750 km2, sedangkan INDONESIA seluas 1.972.550km2.... HANYA 16% dari luas Indonesia....
dan hebatnya lagi....
Kebudayaan Malaysia sangat...sangat.... sedikit, dibandingkan dengan ratusan, bahkan ribuan budaya Indonesia...
Hebat kan?
dengan sumber daya alam dan sumber daya budaya yang sama sekali gak ada apa-apanya di bandingkan Indonesia, tapi bisa memaksimalkan yang mereka miliki (dan juga yg tidak) sehingga menjadi asset dan nilai jual bagi pariwisatanya.
Kok bisa ya?
Apakah karena program MICE-nya? (mice=tikus kan?)
Atau kesalahan justru ada pada negara kita ini? (saya lebih memilih yang alasan yang ini....)
Jadi, apa yang bisa kita pelajari? Ah, maaf, kok kita ya... Saya!
Sebelum kita mulai mencak-mencak dan mencaci maki lagi...
(kali ini saya yakin, caciannya lebih ke pengelola negara ini...)
Ada baiknya kita melihat diri kita sendiri dulu, seperti kata teman saya, kalo ada yg salah dan mencari siapa yang salah, nggak ada salahnya sekali-kali kita melihat cermin. Mungkin orang yang salah sebenarnya ada pada cermin tersebut.
Ok, selanjutnya, mari kita sama-sama menyediakan waktu kita di antara-waktu-waktu berikut ini:
HAMPIR SETIAP HARI di TVRI (Televisi Republik Indonesia)
- Pukul 09.00-10.00, acara: PESONA BUDAYA NUSANTARA
- Pukul 10.30-11.00, acara: DAERAH MEMBANGUN
Sempetin deh, biar melek dikit, apa aja sih budaya Indonesia...
kalo udah gitu, boleh deh, koar-koar...
Kembali lagi ke issue-issue yang masih hangat, dan kembali ke judul yang saya tulis. Mari sejenak kita berbesar hati untuk sebentar saja, mengakui "kepandaian" Malaysia.
Mari kita menyimak data berikut:
Data DEVISA Malaysia dari sumber pelancongan (artinya pariwisata, garing banget ya)
Malaysia mendapatkan pemasukan negara dari pariwisatanya selama 4-5 tahun terakhir sebagai berikut:
- Tahun 2006, jumlah wisatawan: 17,4 Juta turis, dengan pemasukan RM 36,2 Milyar atau setara Rp. 104 Triliyun
- Tahun 2007, jumlah wisatawan: 20,9 Juta turis, dengan pemasukan RM 46 Milyar atau setara Rp. 128 Triliyun
- Tahun 2008: jumlah wisatawan: 22 Juta turis, dengan pemasukan RM 49,4 Milyar atau setara Rp. 142 Triliyun
- Tahun 2009: jumlah wisatawan: 22 Juta turis, dengan pemasukan RM 55 Milyar atau setara Rp. 158 Triliyun
sedangkan Indonesia???
- Tahun 2007, jumlah wisatawan: 5,5 Juta turis, dengan pemasukan Rp. 53 Triliyun
- Tahun 2008: jumlah wisatawan: < 6 Juta turis, dengan pemasukan Rp. 78 Triliyun
- Tahun 2009: jumlah wisatawan: 6,4 Juta turis, dengan pemasukan Rp. 65Triliyun
- Tahun 2010: jumlah wisatawan: 7 Juta turis, dengan pemasukan Rp. 63 Triliyun
Bagaimana Malaysia bisa meraup jumlah wisatawan mancanegara dan mendulang devisa sedemikian fantastis?
Kementerian Pelancongan Malaysia mengembangkan program MICE (Meeting, Incentive, Convention & Exhibition).
Mempunyai kantor perwakilan di 44 Negara yang secara terus menerus melakukan promosi dan kampanye. Pameran-pameran wisata dan budaya, sertagiat menayangkan iklan-iklan wisata yang sedemikian menarik ke TV-TV favorit, seperti Discovery Channel, NG,dll.
sedangkan Indonesia?
hehehe.... malu ah....
Yang hebatnya lagi....
Negara Malaysia hanya mempunyai luas wilayah seluas 329.750 km2, sedangkan INDONESIA seluas 1.972.550km2.... HANYA 16% dari luas Indonesia....
dan hebatnya lagi....
Kebudayaan Malaysia sangat...sangat.... sedikit, dibandingkan dengan ratusan, bahkan ribuan budaya Indonesia...
Hebat kan?
dengan sumber daya alam dan sumber daya budaya yang sama sekali gak ada apa-apanya di bandingkan Indonesia, tapi bisa memaksimalkan yang mereka miliki (dan juga yg tidak) sehingga menjadi asset dan nilai jual bagi pariwisatanya.
Kok bisa ya?
Apakah karena program MICE-nya? (mice=tikus kan?)
Atau kesalahan justru ada pada negara kita ini? (saya lebih memilih yang alasan yang ini....)
Jadi, apa yang bisa kita pelajari? Ah, maaf, kok kita ya... Saya!
Sebelum kita mulai mencak-mencak dan mencaci maki lagi...
(kali ini saya yakin, caciannya lebih ke pengelola negara ini...)
Ada baiknya kita melihat diri kita sendiri dulu, seperti kata teman saya, kalo ada yg salah dan mencari siapa yang salah, nggak ada salahnya sekali-kali kita melihat cermin. Mungkin orang yang salah sebenarnya ada pada cermin tersebut.
Ok, selanjutnya, mari kita sama-sama menyediakan waktu kita di antara-waktu-waktu berikut ini:
HAMPIR SETIAP HARI di TVRI (Televisi Republik Indonesia)
- Pukul 09.00-10.00, acara: PESONA BUDAYA NUSANTARA
- Pukul 10.30-11.00, acara: DAERAH MEMBANGUN
Sempetin deh, biar melek dikit, apa aja sih budaya Indonesia...
kalo udah gitu, boleh deh, koar-koar...
Similar topics
» *Lagi... Desain huruf kreasi saya yang terinspirasi dari bentuk wayang kulit!
» MUATAN BUDAYA DALAM DESAIN HURUF | Perancangan Huruf Dari Bentuk Visual Tokoh Punakawan (Semar-Gareng-Petruk-Bagong)
» [TANYA] Sejarah Poster di Indonesia
» Lomba di JCC dari Starlite
» Kepagian lebih baik dari pada kesiangan.
» MUATAN BUDAYA DALAM DESAIN HURUF | Perancangan Huruf Dari Bentuk Visual Tokoh Punakawan (Semar-Gareng-Petruk-Bagong)
» [TANYA] Sejarah Poster di Indonesia
» Lomba di JCC dari Starlite
» Kepagian lebih baik dari pada kesiangan.
Page 1 of 1
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum
|
|